Skip to content Skip to left sidebar Skip to right sidebar Skip to footer

Berita

Kartu Vaksin Tidak Perlu Dicetak, Ini Alasannya

Di Indonesia setiap masyarakat yang telah disuntik vaksin COVID-19 baik dosis pertama maupun kedua akan mendapat sertifikat vaksin. Sertifikat ini bisa diunduh lewat situs Peduli Lindungi. Masyarakat cukup masuk ke situs www.pedulilindungi.id untuk bisa mengunduh sertifikat.

Namun, akhir-akhir ini banyak bermunculan jasa cetak kartu vaksin. Penyedia jasa ini menawarkan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi syarat perjalanan maupun mengakses layanan publik.

Sayangnya, mencetak kartu vaksin ini sebenarnya tidak diperlukan karena rawan penyalahgunaan. Berikut penjelasannya:

Risiko penyalahgunaan data

Mencetak sertifikat vaksin dalam bentuk kartu artinya kartu tersebut harus dijaga agar tidak tercecer atau hilang. Sebab dalam sertifikat vaksin berisi informasi data diri penting yang meliputi:

– Nama lengkap yang dicantumkan pada sertifikat

– Nomor Induk Kependudukan (NIK)

– Tanggal lahir

– Kode batang (barcode)

– ID

– Tanggal vaksin diberikan

– Informasi vaksinasi dosis ke berapa

– Merek vaksin yang diperlukan

– Nomor batch vaksin

– Pernyataan kesesuaian dengan peraturan Menteri Kesehatan Indonesia

Mencetak sertifikat vaksin menggunakan jasa cetak juga berisiko kebocoran data pribadi. Bisa saja penyedia jasa menyalahgunakan data Anda untuk dipakai pada berbagai hal negatif seperti mengakses pinjaman online hingga berbagai tindak kriminal lainnya.

Pemerintah tidak mewajibkan

Sebenarnya, tidak ada persyaratan yang mengharuskan masyarakat mencetak sertifikat vaksin dalam bentuk kartu. Baik pemerintah maupun penyedia layanan perjalanan dan layanan publik tidak mewajibkan sertifikat vaksin dalam bentuk kartu fisik.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Kemenkes tidak mengatur ketentuan boleh-tidaknya sertifikat vaksinasi COVID-19 dicetak dalam bentuk fisik.

“Ini (cetak sertifikat) tidak kami atur ya,” kata Nadia dikutip dari Kompas.com, Kamis (19/8).

Manfaatkan akun PeduliLindungi

Untuk menjaga keamanan informasi pribadi Anda, cukup gunakan aplikasi PeduliLindungi. Dengan mendownload aplikasi ini, Anda bisa dengan mudah menunjukkan sertifikat vaksin Anda saat dibutuhkan. Selain itu, data pribadi Anda pun aman terlindungi.

Jasa cetak kartu vaksin di marketplace diblokir

Belum lama ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memblokir penjual jasa cetak kartu vaksin COVID-19 di marketplace. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kebocoran data.

Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag Veri Anggrijono mengatakan sudah sebanyak 2.453 produk dan jasa pencetakan kartu vaksin di marketplace yang telah diblokir oleh pemerintah.

“Sejauh ini sudah dilakukan pemblokiran sebanyak 137 kata kunci (keywords) dan 2.453 produk dan jasa pencetakan kartu vaksin,” ujarnya.

Veri mengungkapkan, dalam marketplace terdapat berbagai penawaran jasa mencetak kartu sudah vaksin COVID-19 yang dapat berpotensi melanggar ketentuan perlindungan data pribadi.

Sehingga, Kemendag melalui Direktorat Jenderal PTKN meningkatkan pengawasan jasa layanan cetak kartu vaksin COVID-19 di marketplace Indonesia, menyusul ditemukannya 83 tautan pedagang yang menawarkan jasa layanan cetak kartu/sertifikat vaksin dengan harga yang beragam.

[KOMINFO/CHE/VJY]

Dari Cek Lokasi Vaksinasi Hingga Periksa Hoaks Semua Ada di https://s.id/infovaksin

Ingin tahu cara periksa hoaks? Atau mencari lokasi vaksinasi dan stok vaksin? Langsung kunjungi https://s.id/infovaksin.

Platform online ini berisi kumpulan informasi dan update tentang Vaksinasi COVID-19, dari fitur pencarian lokasi dan stok vaksin, informasi ketersediaan kamar rawat inap, update layanan isoman dan telemedis, update data dan situasi COVID-19 Indonesia, update ketersediaan stok obat terapi di apotik terdekat, beragam materi edukasi terkait COVID-19, hingga tanya jawab dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Kita juga bisa mengecek dan membuktikan hoaks melalui link pencarian yang tersedia dalam https://s.id/infovaksin.

Untuk informasi terkait COVID-19 kunjungi situs resmi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional https://covid19.go.id

#IndonesiaBangkit #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER

Ojol di tengah pandemi COVID-19, antara risiko dan kemanusiaan

Sampit (ANTARA) – Inisiatif Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mengundang perusahaan atau kelompok ojek online atau sering disebut ojol, menjadi ajang curhat para pekerja jasa transportasi tersebut. 

“Situasi saat ini memang cukup riskan. Selama ini yang order sebagian ada yang jujur menyampaikan bahwa dia sedang isolasi mandiri, tetapi ada juga yang tidak menyampaikan,” kata Imam Malik, dari PasJek saat pertemuan di Sampit, Rabu. 

Informasi yang disampaikan Imam seakan mewakili suara puluhan pengendara ojol yang ada di daerah ini. Saat ini diperkirakan ada lebih dari 100 orang pengendara ojol yang tergabung dalam beberapa kelompok. 

Setidaknya ada delapan perwakilan kelompok ojol yang hadir saat pertemuan dipimpin Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Multazam didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Yephi Hartady. 

Perwakilan ojol secara bergantian menyampaikan uneg-uneg dan apa yang mereka rasakan saat ini. Mereka merasa senang karena pemerintah daerah memperhatikan keberadaan mereka. 

Diakui, pandemi COVID-19 yang terjadi lebih dari setahun, terlebih saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro saat ini berdampak terhadap jasa ojol. Umumnya terjadi peningkatan, khususnya jasa pengantaran makanan lantaran rumah makan dan kafe dikenakan pembatasan jam operasional. 

Namun di sisi lain, mereka kini menjadi salah satu kelompok profesi yang rentan terpapar COVID-19. Saat mengantar pesanan pengorder yang ternyata sedang melakukan isolasi mandiri karena positif COVID-19, bukan tidak mungkin mereka juga terpapar saat berinteraksi, apalagi jika penderita tersebut tidak jujur bahwa sedang menjalani isolasi mandiri. 

Ketika berada dalam situasi ini, pengendara ojol mengenyampingkan egoisme memikirkan penghasilan. Mereka berempati bahwa yang mereka lakukan saat ini juga demi kemanusiaan.

Selain untuk membantu pasien COVID-19 isolasi mandiri agar bisa mendapatkan makanan yang diinginkan dengan membeli secara online, kehadiran pengendara ojol juga secara tidak langsung turut menjadi upaya memutus mata rantai penularan COVID-19 karena penderita tidak perlu ke luar rumah untuk membeli makanan. Terlebih saat ini kasus penularan COVID-19 di Kotawaringin Timur sedang melonjak tinggi.

Mereka turut prihatin karena yang bertambah tidak hanya jumlah penderita, tetapi juga jumlah pasien COVID-19 yang meninggal dunia. Hingga Rabu siang, jumlah kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur sudah mencapai 3.714 kasus, terdiri dari 3.155 kasus sembuh, 454 masih ditangani dan 105 orang meninggal dunia. Namun sebagai manusia biasa, para pengendara ojol juga memikirkan risiko pekerjaan mereka saat ini.

Jika tidak hati-hati saat melayani pesanan pasien COVID-19 isolasi mandiri, mereka juga bisa terpapar virus mematikan itu. Sebagai upaya pencegahan, mereka berusaha semaksimal mungkin menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Penggunaan masker, hand sanitizer dan sarung tangan, menjadi standar operasi dan prosedur wajib bagi mereka. 

Mereka kini juga umumnya menanyakan apakah pemesan jasa antar makanan adalah pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri atau tidak. Jika ternyata pasien isolasi mandiri, maka mereka harus lebih ketat dalam menjalankan protokol kesehatan. Kontak fisik tentu harus dihindari.

Bagi pasien COVID-19 isolasi mandiri yang jujur, umumnya menginformasikan kondisi mereka dan meminta pesanan digantung di pagar agar tidak terjadi kontak fisik. Untuk pembayaran, sebagian kelompok ojol meminta pembayaran dilakukan melalui transfer.

Jika pembayaran langsung pun, uang disepakati disemprot desinfektan untuk memastikan tidak terkontaminasi virus berbahaya tersebut. 

“Kami jalankan protokol kesehatan, sarung tangan dan hand sanitizer. Operator kami biasanya menanyakan kepada konsumen apakah sedang isolasi mandiri atau tidak sehingga bisa menjadi antisipasi. Bagi pasien, pembayarannya diminta secara transfer,” kata Junaidi, dari kelompok ojol Abang Ojek. 

Asosiasi ojol mendukung langkah pemerintah daerah memasang stiker di setiap rumah penderita COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri. Dengan begitu pengendara ojol bisa mengantisipasi saat mengantar pesanan. 

?Kalau sudah tahu jelas bahwa itu pasien COVID-19 isolasi mandiri, kami juga bisa memberlakukan kebijakan dengan misi kemanusiaan, misalnya memberi diskon atau bantuan lain,” kata pengendara ojol lainnya. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur Multazam mengatakan, penanggulangan pandemi ini memerlukan dukungan semua pihak, termasuk para pengendara ojol.

Pihaknya sengaja mengumpulkan pengendara ojol untuk menyamakan pemahaman tentang situasi saat ini. 

“Kami berharap dukungan ojol. Kita upayakan yang isoman tidak keluyuran mencari makan di luar. Kami juga sudah mengingatkan pengusaha kuliner untuk memprioritaskan pelayanan untuk dibawa pulang.

Nanti juga kita upayakan pengendara ojol diprioritaskan vaksinasi karena mereka termasuk rawan,” ujar Multazam. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotawaringin Timur Yephi Hartady mengatakan, pandemi COVID-19 saat ini memberi peluang lebih bagi pengendara ojol, tetapi risikonya juga lebih tinggi. 

“Bukan dihindari, tapi harus tahu cara menghadapinya agar terhindar dari penularan. Jangan paksakan kalau sedang sakit. Ojol sangat membantu. Kita akan terus menjalin komunikasi dan koordinasi,” kata Yephi. Sementara itu usai pertemuan, Satgas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur memberikan masker kepada kelompok ojol untuk digunakan setiap hari. 

Pewarta : Norjani

Uploader : Admin 2                           

COPYRIGHT © ANTARA 2021